Saturday, August 12, 2017

MEMBANGUN DAM PARIT UNTUK PERTANIAN

Dam Parit (saluran waduk) yaitu teknologi sederhana yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat , Bogor. Teknologi ini yaitu cara untuk mengumpulkan / mengganggu pedoman air ke dalam parit (drainase) untuk mengakomodasi volume pedoman , sehingga selain dapat digunakan untuk mengairi tanah di sekitarnya juga dapat memperlambat pedoman , Erosi dan sedimentasi ( tanah dan Agroklimat Penelitian , 2002). Dengan teknologi ini , sesuai dengan biaya pengalaman Rp. 30-50000000 per unit , dan pekerjaan ini membutuhkan staf sekitar 30 orang dalam pekerjaan 3 bulan , yang dapat dilakukan sendiri oleh petani. Penilaian dari parit proyek teknologi seleksi didasarkan pada keunggulannya dibandingkan dengan teknologi serupa menyerupai kolam. Ditch dam keunggulan , antara lain: untuk mengumpulkan air dalam volume besar , sekali sumber susukan / parit. 

Penggunaan non-daerah produktif. Lapang cukup untuk mengairi lahan alasannya yaitu dibangun dalam seri (cascade series) di baskom. Hal ini dimungkinkan untuk mengurangi limpasan , sehingga mengurangi abrasi permukaan (tanah dari tanah yang subur) , dan sedimentasi. Ada kemungkinan (waktu dan volume) menyerap air / toko dalam badan tanah (recharge) di seluruh cekungan , mengurangi risiko kekeringan di ekspresi dominan kemarau. 

Biaya yang relatif lebih murah dari manufaktur. Dalam melakukan utama parit rentetan tujuan teknologi ini , dan berfungsi untuk: Mengurangi laju pedoman maksimum , debit terbesar terjadi di aliran. Biasanya , ketika ekspresi dominan hujan , debit air ke parit / susukan sangat tinggi sehingga dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor dan abrasi , dengan membawa tanah subur. Dengan pembangunan pemotongan bendungan parit dari sungai , pedoman parit berkurang. Memperpanjang waktu respon , yaitu untuk memperpanjang interval waktu antara ketika curah hujan maksimum dengan pedoman maksimum. Dengan panjang air dipertahankan dalam ember , kemudian bab dari air untuk menyusup tanah untuk mebiuisi (recharge) cadangan air tanah dan bab dari air dapat dibuang ke l; Ahan menuntut irigasi air air / tanah ia tidak pernah memiliki melalui parit. 

Di parit mulai nanti untuk bendungan / spillway lagi. Dan seterusnya , sehingga luas lahan yang mampu makan dapat dimaksimalkan. Dam Ditch: Dam Parit Ulasan Pertanian Outlook berharap. Sumber: 

Departemen PLA Deptan curah hujan sebagian besar Indonesia yaitu lebih dari 2000 mm / tahun. Yang cukup dan potensi untuk pertanian dan hortikultura minus dua kali tanam dalam setahun. Tapi kuantitas tidak / belum dimanfaatkan dengan baik untuk keperluan pertanian , alasannya yaitu curah hujan yang jatuh sebagian besar sebagai limpasan. Aliran permukaan cukup tinggi , terutama selama ekspresi dominan hujan , yang sering menimbulkan banjir hilir dan abrasi dan pencucian nutrisi di jalan dareah. Apalagi bila hujan terjadi dengan intensitas tinggi untuk waktu yang cukup dan terjadi dalam seri , pedoman yang dihasilkan akan lebih besar. 

MEMBANGUN DAM PARIT UNTUK PERTANIAN


Berbeda dengan ekspresi dominan kemarau , ketersediaan air sangat terbatas dan bahkan jarang , sehingga bab dari pertanian tadah hujan tidak dapat bertani (bera). Penurunan kondisi kawasan dibudidayakan , memotong intensitas dan hasil tanah. Diharapkan bahwa parit teknologi dam (saluran waduk) untuk menggunakan shift kedua , kelebihan arus melalui tangki air (musim hujan) dan mendistribusikan kekurangan ketika ini (musim kemarau). Dengan meningkatnya jumlah lahan yang mampu diairi , akan ada perubahan dalam jenis dan budidaya contoh (untuk 2 kali tahun tanam) , contoh penggunaan lahan (beras dalam sekam , sayuran) dan komoditas (padi , jagung , kedelai , kacang tanah , sayuran dan buah-buahan buah) , yang berarti meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani pertanian. 

Berdasarkan hasil Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi , Afrika Pertanian Badan Litbang DAS Bunder , DAS Oyo , Gunung Kidul , dan Kaji Sub-wilayah , DAS Penelitian Kali Garang , Semarang , berhubungan dengan Teknologi Pertanian Research Center , Jawa Tengah menawarkan bahwa tanaman menggali parit ini untuk mengurangi risiko banjir dan kekeringan juga dapat mengubah contoh monokultur (singkong) setahun sekali menjadi multipple tanaman (padi-padi dan cabai) , (2) meningkatkan intensitas budidaya , produksi dan produksi

No comments:

Post a Comment